Hari Anak: Peringatan untuk Kita, Orang Dewasa

Oleh ICEI
Pendidikan dan PengajaranPengasuhanPsikologi AnakKeluarga & AnakHari Peringatan Nasional
Hari Anak: Peringatan untuk Kita, Orang Dewasa

Hari ini, seperti setiap tanggal 23 Juli, kita memperingati Hari Anak Nasional. Di berbagai sekolah, lembaga pendidikan, kantor pemerintah, bahkan pusat perbelanjaan, kita melihat spanduk, balon, dan berbagai acara yang mengusung tema anak. Wajah-wajah kecil tampak riang mengikuti lomba, bermain bersama, atau sekadar menikmati kue dan hadiah.

Namun, bila kita berhenti sejenak untuk merenung, kita akan menyadari satu hal penting: anak-anak sebenarnya belum sepenuhnya memahami makna peringatan ini.

Hari Anak bukanlah hari yang mereka tuntut, bukan pula sesuatu yang mereka persiapkan untuk diri mereka sendiri. Hari ini adalah peringatan bagi kita, orang dewasa — sebagai orang tua, guru, pemimpin, pembuat kebijakan, dan siapa pun yang terlibat dalam kehidupan anak-anak — bahwa kita punya amanah besar: mendukung semua tugas perkembangan mereka.

Anak-anak Belajar dari Kita

Anak-anak masih berada dalam proses belajar tentang dunia dan dirinya sendiri. Tumbuh dalam cinta, mereka belajar mencintai. Diperlakukan dengan hormat, mereka belajar menghormati. Dimaklumi kesalahannya, mereka belajar memperbaiki diri.

Maka pada hari ini, seharusnya bukan sekadar mereka yang dihibur dengan kado atau panggung hiburan, melainkan kita yang kembali bercermin:

  • Sudahkah kita menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mereka bertumbuh?

  • Sudahkah kita mendengar suara mereka dan menghargai perasaan mereka?

  • Sudahkah kita memberikan ruang bagi mereka untuk mencoba, gagal, lalu mencoba lagi?

  • Sudahkah kita menyusun kebijakan dan tindakan yang berpihak pada kepentingan terbaik anak, bukan sekadar demi citra kita sebagai orang dewasa?

  • Anak-anak Bukan Miniatur Dewasa

Sering kali kita lupa bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Mereka bukan “kertas kosong” yang siap kita corat-coret sesuka hati, bukan pula “investasi” yang harus segera memberi “hasil.” Mereka adalah manusia seutuhnya, yang punya hak untuk menjalani masa kecil dengan bahagia, aman, dan penuh cinta.

Hari Anak adalah Hari Introspeksi

Maka Hari Anak adalah saatnya kita sebagai orang dewasa melakukan introspeksi: sejauh mana kita telah mengemban tugas besar ini?

Kita bukan hanya dituntut untuk menyediakan makan, pakaian, dan pendidikan formal. Lebih dari itu, kita harus menyediakan kasih sayang yang tulus, teladan yang baik, kesempatan untuk belajar dari pengalaman, dan lingkungan yang sehat — baik secara fisik, mental, maupun moral.

Penutup

Hari Anak mengingatkan kita bahwa masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita. Tapi, hari ini, masa kini mereka ada di tangan kita. Apa yang kita lakukan untuk mereka hari ini akan mereka bawa sebagai bekal sepanjang hidup mereka.

Jangan sia-siakan masa kecil mereka dengan beban yang bukan hak mereka, jangan lukai jiwa mereka dengan kata-kata atau tindakan yang mengerdilkan, dan jangan abaikan kebutuhan mereka untuk merasakan cinta tanpa syarat.

Selamat Hari Anak Nasional.

Mari kita jaga mereka, karena mereka adalah cermin kasih dan amanah Tuhan untuk kita semua.

Sebagaimana kata-kata indah Kahlil Gibran dalam The Prophet:

"Anak-anakmu, bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah putra-putri kehidupan yang rindu pada dirinya sendiri. Mereka datang melalui engkau, tetapi bukan darimu. Dan meskipun mereka bersamamu, namun mereka bukan milikmu."

Komentar 0

Tinggalkan Komentar
Komentar Anda akan terlihat setelah moderasi.

Belum ada komentar, jadilah yang pertama berkomentar!